Rabu, 20 Maret 2013

Bidang Budidaya Antropologi Forensik


Forensik antropologi pada dasarnya mengacu pada penerapan antropologi fisik dan ilmu tulang manusia dalam pengaturan hukum paling sering dimana tubuh berada dalam keadaan maju dekomposisi atau dikenali untuk beberapa alasan.
Jika Anda bertanya kepada saya antropologi forensik terdengar seperti istilah sangat rumit jadi mari kita membaginya dalam potongan kecil sehingga kita dapat lebih memahami ini metode ini bekerja dengan dari istilah ilmiah . Antropologi Kata berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti pengetahuan sedangkan forensik adalah istilah yang diterapkan pada spektrum yang luas dari ilmu untuk menjawab pertanyaan yang menarik bagi sistem hukum.
Meskipun Anda mungkin belum pernah mendengar tentang ahli antropologi forensik sebelumnya Anda mungkin pernah mendengar tentang pekerjaan mereka. Mereka adalah orang-orang yang melakukan rekonstruksi wajah dan usia perkiraan jenis kelamin tinggi badan keturunan dan menganalisis trauma dan penyakit korban menderita. Mereka adalah bagian yang sangat penting dari penyelidikan dan sering bekerja bahu-SDE dengan dokter polisi penyelidik TKP atau bahkan di pengadilan.
Dalam prakteknya forensik antropologi memiliki banyak hubungannya dengan ilmu tulang – studi tentang tulang manusia mengapa ini Karena tidak seperti kulit atau jaringan lunak lainnya tulang jauh lebih tahan dan dapat memberikan informasi berharga bahkan jika tubuh dalam keadaan maju dekomposisi. Identifikasi rangka sangat membusuk atau jenazah manusia lain tak dikenal ini penting untuk alasan baik yang legal dan kemanusiaan mengidentifikasi korban sangat penting dan merupakan salah satu prioritas utama bagi CSI. Mereka mampu melakukan ini karena bekerja dengan sisa-sisa manusia antropolog forensik dapat menilai umur jenis kelamin keturunan perawakan dan fitur unik dari orang yg meninggal dari kerangka.
Forensik antropologi ini tanpa diragukan lagi bidang yang berkembang namun meskipun demikian kebanyakan orang tidak bekerja semata-mata di bidang ini tetapi mereka lebih mengajar atau bertindak sebagai konsultan atau dibayar saksi di pengadilan atau hanya bekerja sebagai antropolog. Kompetisi yang sengit karena ada banyak orang yang sangat memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan ini yang hanya tersedia setelah Anda mendapatkan gelar master Anda – sebagai Sebenarnya dianjurkan Anda memulainya hanya setelah Anda mendapatkan PhD.
Kerja yang dilakukan cukup sederhana secara umum Ketika sisa-sisa skeletalized ditemukan salah satu kebutuhan untuk mendirikan pertama jika tulang adalah manusia. Jika demikian jenis kelamin ras umur tinggi badan berat dan setiap patologi dari kerangka baru diperoleh harus dibentuk untuk membuat identifikasi jenazah menentukan cara dan penyebab kematian dan jika pembunuhan mengidentifikasi si pembunuh. Ini adalah tugas dari Antropolog Forensik untuk mengejar thesematters membuat laporan dan mungkin bersaksi di pengadilan. Namun sebagian besar kali ini jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Read More

5 Kebudayaan Indonesia Yang Mendunia


  1. Angklung
Adalah alat music multitortal (bernada ganda) berasal dari pulau jawa bagian barat. Terbuat dari Bambu, dibunyikan dengan digoyangkan (Suaranya akibat benturan dua bambu).
Angklung Sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya, Penyerahan resmi sertifikat di Jakarta 19 januari 2011, Angklung pun sangat digemari di luar negeri
     2. Wayang Kulit
Wayang Kulit adalah Pertunjukan yang disukai presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), Wayang Kulit telah di akui UNESCO Sebagai warisan Budaya, bahkan orang luar pun ada yang menjadi dalang, sindhen, dsb.
     3. Tari Saman

Tari Saman adalah tari yang berasal dari Aceh, tari ini dibilang sudah mendunia karena dipilih oleh UNESCO sebagai warisan budaya. Diciptakan oleh Syekh Saman yang merupakan ulama yang menyebarkan agama islam di abad ke -14
     4. Tari Rateb Meuseukat

Tari Rateb Meuseukat adalah tari yang juga berasal dari aceh, tarian ini dilakukan oleh wanita sambil berbaris dan bernyanyi. Nama Rateb Meuseukat diambil dari basaha arab yaitu Ibadat Diam.
Diciptakan oleh Teungku Abdurrahim, sedangkan syair atau rateb diciptakan oleh Teungku Chik Di Kala
     5. Batik

Masyarakat dunia mengenal indonesia awal mulanya dari Batik, Batik yang ada di indonesia bentuknya macam-macam dan banyak sekali, tiap daerah pasti memiliki motif Batik tersendiri.
Batik telah diakui UNESCO pada tanggal 2 oktober 2009 lalu.

Itulah sekilas info dari5 Kebudayaan Indonesia Yang Mendunia, terimakasih atas kunjungan anda semoga bermanfaat


Read More

Wayang Kulit


Wayang kulit adalah salah satu kebudayaan Indonesia dari jaman dahulu kala. Wayang kulit.Wayang berasal dari kata Ma Hyang yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna bayangan, hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Wayang kulit sudah ada sejak jaman:
Wayang kulit Purwa pada jaman Mataram
Wayang kulit Purwa Pada jaman Kerajaan Kertasura Hadiningrat
Wayang kulit Purwa Pada jaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat



Berikut adalah Nama-nama dari tokoh perwayangan yang ada diindonesia:
  • Kayon Gapuran
  • Kayon Kecil
  • Burung Jatayu
  • Kereta Kencana
  • Hanuman/Hanoman
  • Batara Kala
  • Kala Barasrewu
  • Kala Bendana
  • Kapi Cucak Rawun
  • Anggada
  • Hanila
  • Sugriwa
  • Subali
  • MegaNanda/Indrajid
  • Prabu Rahwana
  • Kumba Karina
  • Buta Patih
  • Resi Jamadagni
  • Prabu Rama Wijaya
  • Prabu Sri Harjuna Sasrabahu
  • Raden Sumantri
  • Sukrasana
  • Sang Hyang Wenang
  • Sang Hyang MAnikmaya
  • Bathari Durga
  • Sang Hyang Bayu
  • Tugu Weseba
  • Bethara Kamajaya
  • Prabu Puntadewa
  • Raden Brathasena
  • Raden Werkudara
  • Raden Harjuna
  • Raden Permadi
  • Raden Antareja
  • Raden Gathutkaca
  • Semar
  • Nala Gareng
  • Petruk
  • Bagong
  • Raden Angka Wijaya
  • Prabu Bomanarakasuma
  • Prabu Duryugana
  • Prabu Baladewa
  • Raden Kakrasana
  • Raden Wisatha
  • Dewi Setyawati
  • Dewi Sembadra
  • Dewi Drupadi
  • Bethari Uma
  • Dewi Arimbi
  • Dewi Antiwati
  • Dewi Wilutama
  • Dewi Kunthi
  • Dewi Bratajaya
  • Dewi Utari
  • Dewi Jembawati
  • Dewi Kausalya
  • Dewi Rukmini
  • Dewi Setyaboma
  • Dewi Surtikanthi
  • Dewi Mustakaweni
  • Dewi Larasati
  • Dewi Lesmanawati
  • Dewi Srikandhi
  • Dewi Banowati
  • Dewi Trijatha
  • Raden Setyaki
  • Raden Burisrawa
  • Ditwa Janggi Sranna
  • Buta Cakil
Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/823/wayang-kulit
Read More

Rabu, 13 Maret 2013

Dialek


DIALEK

Apa yang dimaksud dengan dialek? Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu (menurut Abdul Chaer). Sedangkan menurut bahasa yunani dialek disebut dialektos yang berarti varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Pemberian dialek berdasarkan factor geografi dan social. Dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapan. Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan, maka disebut aksen. Dapat disimpulkan bahwa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang berbeda dengan kelompok penutur lain berdasarkan atas letak geografi, faktor sosial, dan lain-lain. Ilmu yang mempelajari dialek disebut dialektologi yaitu  bidang studi yang bekerja dalam memetakan batas dialek dari suatu bahasa.


Contoh Dialek:
1.     Dialek jawa Surabaya dan Dialek jawa Malang-an.
Dialek jawa Surabaya: jeketek (sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...)
                                      Matek (mati, meninggal)                    
Dialek jawa Malang: nggletek(sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...)
                               Mati (mati, meninggal)
2.    Dialek bahasa Inggris Amerika dan bahasa Inggris British.
British <==> American
Football <==> Soccer
Biscuit <==> Cookie
Toilet <==> Rest room
Shop <==> Store
3.    Dialek bahasa Jepang  Kantou dan Dialek bahasa Jepang Kansai.
Bahasa Jepang Kantou: acchi (panas), sammi (dingin).
Bahasa Jepang Kansai: atsui (panas), samui (dingin).

Sumber : http://puramoz.blogspot.com/2012/05/pengertian-dialek.html
Read More

Pengertian dan Fungsi Bahasa


Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.
Ada beberepa pengrtian bahasa menurut para ahli, yang bisa kita gunakan sebagai acuan.
1. Harimurti Kridalaksana (1985:12)
Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88)
Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
3. Finoechiaro (1964:8)
Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
4. Carol (1961:10)
Bahasa merupakan sistem bunyi atau urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi internasional oleh kelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan proses yang terdapat di sekitar manusia.
5. I.G.N. Oka dan Suparno (1994:3)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi.
6. Kamus Linguistik (2001:21)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk kerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
7. Gorys Keraf (1984:1 dan 1991:2)
Bahasa adalah komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
8. D.P. Tambulan (1994:3)
Bahasa adalah untuk memahami pikiran dan perasaan, serta menyatakan pikiran dan perasaan.
9. H.G. Brown (1987:4)
Bahasa adalah suatu sistem komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara arbitrer.
# Arbitrer : manasuka, asal bunyi, atau tidak ada hubungan logis antara kata sebagai simbol (lambang) dengan yang dilambangkan. Arbitrer berarti dipilih secara acak tanpa alasan sehingga ciri khusus bahasa tidak dapat diramalkan secara tepat.
Aspek Bahasa

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain).
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri

Fungsi Bahasa

Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
- bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
- Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
- Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
• Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
• Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
• Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
• Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
• Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
• Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.

Read More

Senin, 11 Maret 2013

Antropologi Medis/Kesehatan



Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang  menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah: 1) penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes), 2) dibeberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir, 2) kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok masyarakat, 3) healers mempunyai peranan sebagai penyembuh, dan 4) adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.
Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan dalam bentuk lima generalisasi yaitu 1) studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis berada dalam totalitas tersebut, 2) ada begitu banyak pengobatan primitif, 3) bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional saling berkaitan, 4) pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi budaya, dan 5) manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan pengobatan gaib.
Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog—perilaku sehat (health behavior ), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan antara illness dan disease, model penjelasan penyakit explanatory model ), peran dan karir seorang yang sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien, perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran absolut dalam proses penyembuhan.
Antropologi Kesehatan menjelaskan secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut. Partisipasi profesional antropolog dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
Tugas utama ahli dari Antropologi Kesehatan adalah bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaaan sosial di komunitas tempat tinggal. Antropologi Kesehatan dianggap sebagai ‘antropologi dari obat” (segi teori) dan ‘Antropologi dalam pengobatan’ (segi praktis atau terapan).

Definisi Antropologi Kesehatan Menurut Ahli
Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang Antropologi Kesehatan. Di bawah ini dijelaskan dari masing-masing definisi Antropologi Kesehatan tersebut. Pemaparannya diurutkan menurut tahun definisi tersebut dikeluarkan.

Hasan dan Prasad (1959)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia.

Weaver, (1968)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.

Hochstrasser dan Tapp (1970)
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.

Fabrga (1972)
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit, dan juga mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.

Lieban (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang dipengaruhi oleh sosial dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi oleh aspek-aspek medis.
Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit dan penyebaran melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi manusia dan lingkungan alamnya, atau melalui pengaruh langsung pada kesehatan populasi.
Dalam pemahaman Lieban, kesehatan dan penyakit adalah pengukuran efektivitas dengan dimana kelompok manusia menggabungkan sumber daya kultural dan biologikal, menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Lieban menyebutkan bahwa pada hakekatnya ada empat macam area utama dalam atropologi kesehatan yaitu ekologi dan epidemi, ethnomedicine, aspek medis dari sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.

Landy (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia sekarang ini.
Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1) penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat, 2) kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau merespon penyakit, 3) kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.

Foster dan Anderson (1978)
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
Dalam definisi yang dibuat Foster/Anderson dengan tegas disebutkan bahwa antropologi kesehatan studi objeknya yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
Menurut Foster/Anderson, Antropologi kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok-pokok perhatian kutup biologi yang dimaksud Foster/Anderson adalah 1) Pertumbuhan dan perkembangan manusia, 2) Peranan penyakit dalam evolusi manusia, dan 3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Sedangkan pokok perhatian pada kutup sosial-budaya meliputi 1) Sistem medis tradisional (etnomedisin), 2) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka, 3) Tingkah laku sakit, 4) Hubungan antara dokter pasien, dan 5) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
Foster dan Anderson (1978), menyatakan bahwa antropologi kesehatan kontemporer dapat ditemukan pada empat sumber daya yang berbeda yaitu Antropologi Fisik, Ethnomedicine, Studi Personalitas dan Kultural, dan Kesehatan Publik Internasional.
Foster dan Anderson (1987), mengatakan bahwa lingkungan bio-cultural yang paling baik dipelajari adalah dari sudut pandang ekologi. Sejak Perang Dunia II, ahli antropologi banyak yang berpindah ke studi lintas budaya sistim medis, bioekologi dan faktor-faktor sosio-budaya yang mempengaruhi timbulnya kesehatan dan penyakit.
Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah epidemiologi, dimana tingkahlaku  individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda.  Misalnya pada masyarakat yang tinggal di daerah beriklim tropis, penyakit malaria  bisa berkembang dan menyerang mereka sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, atau di daerah di atas 1700 meter permukaan laut penyakit malaria tidak ditemukan.
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC, dll. pada umumnya terdapat pada negara-negara berkembang,
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari lingkungan hidup manusia contohnya adalah penyakit Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29).

McElroy dan Townsend (1985)
Antropologi Kesehatan adalah sebuah studi tentang bagaimana faktor-faktor sosial dan lingkungan mempengaruhi kesehatan dan kesadaran cara-cara alternatif tentang pemahaman dan merawat penyakit.
McElroy dan Townsend yang mengambil pandangan sejarah juga menekankan pentingnya adaptasi dan perubahan sosial dengan menyatakan bahwa sejumlah besar ahli antropologi kesehatan kini berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang berkaitan dengan adaptasi kelompok manusia sepanjang jarak geografis dan jangka waktu luas dari masa prasejarah ke masa depan.
Kedua ahli ini menyepakati setidaknya enam sub-disiplin antropologis yang relevan dengan Antropologi Kesehatan yaitu Antropologi Fisik, Arkeologi Pra-Historis, Antropologi Kultural, Antropologi Ekologikal, Teori Evolusioner, dan Linguistik Antropologi.

Read More

Antropologi Biologi

Antropologi biologis (juga dikenal sebagai antropologi bioanthropology dan fisik) adalah cabang dari antropologi yang mempelajari perkembangan fisik spesies manusia. Hal ini memainkan peran penting dalam paleoantropologi (studi tentang asal-usul manusia) dan dalam antropologi forensik (analisis dan identifikasi jenazah manusia untuk tujuan hukum). Ini mengacu pada manusia antropometri (ukuran tubuh), genetika manusia (antropologi molekul) dan ilmu tulang manusia (studi tentang tulang) dan termasuk neuroanthropology, studi tentang evolusi otak manusia, dan budaya sebagai adaptasi terhadap lingkungan neurologis.

Dalam dua abad terakhir, ilmu antropologi biologis telah terlibat dalam berbagai kontroversi. Pencarian untuk asal-usul manusia didampingi oleh perdebatan evolusi dan teori-teori ras yang beragam. Ada berbagai upaya untuk mengkorelasikan tubuh manusia dengan ciri-ciri psikologis seperti jenis kecerdasan, kriminalitas dan kepribadian.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2304466-pengertian-antropologi-biologi/#ixzz2NEXSmNWK
Read More

Antropologi Forensik


Antropologi forensik


sumber gambar: www.vikaasriningrum.com


Antropologi forensik sebenarnya adalah antropologi biologi kontemporer terapan. Antropologi forensik mengidentifikasi sisa rangka untuk mengetahui sebab-sebab kematian. Ahli antropologi forensik menggunakan osteologi dan paleopatologi baik dalam konteks historis maupun kriminal. Contoh: penyelidikan terhadap korban kejahatan perang dan korban kejahatan lainnya.  Untuk kasus kriminal,misalnya, jejak kaki di TKP bisa membantu ahli antropologi forensik merekonstruksi sosok pelaku kejahatan (tinggi dan berat badannya).

Sumber: Stanford et al., 2006 Biological Anthropology: The Natural History of Humankind, Pearson Education Inc., New Jersey.
Read More

Antropologi Linguistik


Antropologi linguistik atau biasa juga disebut etnolinguistik merupakan bagian dari antropologi yang mengkhususkan penelitiannya terhadap penyebaran bahasa umat manusia diseluruh permukaan bumi. Para ahli antropologi linguistik melihat adanya pertalian bahasa diantara bahasa-bahasa tertentu terutama yang serumpun, seperti bahasa Indonesia dan Austronesia. Pertalian bahasa itu dalam ilmu linguistik disebut “perbendaharaan yang mendasar” atau basic vocabulary. Basic Vocabulary banyak terdapat pada nama tumbuhan-tumbuhan, binatang, nama bilangan, dan lain-lain.



Berdasarkan analisis terhadap basic vocabulary, para ahli antorpologi linguistik dapat membuat hipotesis mengenai sejarah penyebaran bahasa dan umat manusia pengguna bahasa tersebut. Antropologi linguistik di Indonesia mempelajari bahasa-bahasa daerah yang disebut sebagai bahasa-bahasa nusantara. Jadi dapat disimpulkan bahwa para ahli antopologi linguistik menelaah atau mempelajari timbulnya bahasa dan bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa-bahasa selama jangka berabad-abad.

Referensi: Buku “Sosiologi Satuan Kajian Kehidupan  Masyarakat” Kelas 1 SMA, KBK, Halaman 15, Penerbit: Yudhistira.
Read More

Paleoantropologi

Paleontropologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul dan perkembangan manusia dengan fosil manusia purba sebagai objek penelitiannya dan merupakan salah satu dari cabang ilmu Biologi.



Paleontropolog terkenal


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Paleoantropologi

[sunting]

Read More